Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Sikap Remaja Puteri Terhadap Flour Albus
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu faktor penting dalam mewujudkan tujuan nasional sebagaimana disebutkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa telah dilakukan oleh pemerintah sebagai bagian dari rangkaian, program secara berkesinambungan, menyeluruh, terarah dan terpadu.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan sikap sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Undang Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bab III Pasal 2: 66).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terarah dan berkesinambungan (Undang Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bab V pasal 10:67).
Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi mendatang yang baik, untuk itu bimbingan dan dukungan dari orang-orang disekitarnya sangat penting bagi sangat penting bagi remaja untuk bisa melewati masanya dengan baik. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan. Perubahan alamiah dalam diri remaja sering berdampak pada permasalahan yang cukup serius. Perubahan psikologis seksual dan fisik disebabkan oleh faktor-faktor dalam diri remaja yaitu antara nilai-nilai dan norma yang ada dilingkungan sosial remaja.
Sementara perubahan fisik seksual yang dialami oleh remaja adalah kemampuan melanjutkan keturunan. Perubahan fisik seksual antara lain meliputi perubahan proporsi badan menjadi bentuk badan orang dewasa dan kematangan seksual, untuk itu remaja perlu memahami kesehatan reproduksinya agar mengenal tubuhnya dan organ-organ reproduksinya. Selain itu penting bagi remaja untuk memahami fungsi dan perkembangan organ reproduksinya secara benar. Melindungi diri dari berbagai resiko yang mengancam kesehatan dan keselamatannya mempersiapkan masa depan yang sehat dan cerah, mengembangkan sikap dan prilaku bertanggung jawab mengenai proses reproduksinya dan memahami perubahan psikis dan fisiknya.
Sering terjadi perubahan fisik seksual remaja, maka remaja akan mengalami keputihan (flour albus). Flour albus adalah keluarnya cairan yang berlebihan yang menyebabakan seorang remaja puteri acap kali mengganti pakaian dalam atau menggunakan pembalut. Sikap remaja puteri terhadap flour albus selama ini masih kurang menonjol dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dan informasi tentang flour albus yang di alami oleh remaja puteri itu sendiri. Oleh kerena itu dengan kurangnya pengetahuaan remaja puteri tarhadap flour albus dapat berdampak sikap remaja puteri yang kurang perhatian terhadap flour albus yang di alaminya. Sikap remaja puteri terhadap flour albus juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti gaya hidup, keluarga, gizi, kesehatan, kebersihan dan ganguan emosianal.
Sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dicapai oleh individi pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis diperoleh dari hasil wawancara kepada 20 orang siswi di SMP Negeri 1 .............-............. mengatakan bahwa mereka tahu flour albus (keputihan) dan rata-rata sudah mengalami flour albus. Akan tetapi mereka tidak tahu lebih mendalam tentang flour albus. 5 orang siswi mengatakan mempunyai permasalahan dengan organ reproduksinya terutama pada alat genetalia (alat kelamin) misalnya gatal pada alat kemaluan, iritasi pada alat kemaluannya, 6 orang dari mereka terkadang suka mengeluh flour albus, oleh karena itu apabila mengalami flour albus yang banyak mereka suka merasa kesal, gelisah dan merasa rendah diri, apalagi kalau disertai dengan perasaan gatal sehingga mengundang remaja untuk menggaruk alat kemaluan dan sekitarnya, akibatnya menyebabkan lecet yang apabila tersiram air akan terasa perih, bahkan ada yang suka memberikan bedak didaerah sekitar kemaluannya, 4 orang dari mereka juga suka minum jamu dan sisanya bersikap acuh tak acuh.
Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-.............”.
1.2 Rumusan Masalah
Sikap remaja puteri terhadap flour albus selama ini masih kurang menonjol dikarenakan masih kurangnya pengetahuan atau informasi tentang flour albus yang di alami oleh remaja puteri itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berrhubungan dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.3 Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan atau desain penelitian cross sectional, dan teknik penelitian yang digunakan dalam pengambilan data yaitu teknik random sampling.penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010 pada bulan februari tahun 2010.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diketahuinya gambaran sikap remaja putri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.4.2.2 Diketahuinya gambaran pengetahuan dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.4.2.3 Diketahuinya gambaran informasi dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.4.2.4 Diketahuinya gambaran personal hygiene dengan sikap remaja puteri terhadap flour albus di SMP Negeri 1 .............-............. tahun 2010.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Untuk Peneliti
1. Sebagai sarana untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang keputihan.
2. Memberikan pengalaman dalam penerapan ilmu yang sudah didapat kedalam kondisi yang nyata.
1.5.2 Untuk Pendidikan
Hasil pendidikan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat pemahaman para remaja puteri di lingkungan sekolah sehingga pihak sekolah dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai flour albus dan bagaimana cara pencegahannya.
1.5.3 Untuk Remaja Puteri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau menambah wawasan mengenai flour albus sehingga mereka dapat bersikap secara aktif untuk menjaga kebersihan diri supaya tidak mengalami flour albus.
1.5.4 Untuk Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan para bidan dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan untuk memberikan informasi mengenaipemahaman tentang flour albus.
1.5.5 Untuk Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lembaga-lembaga terkait dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi remaja puteri khususnya tentang flour albus.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.181
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI