feedburner
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS
Delivered by FeedBurner

feedburner count

Gastroenteritis pada Balita

Gastroenteritis pada Balita:


2.1 Definisi
Gastroenteritis berasal dari kata gaster = lambung dan entera = usus Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus dimana didapatkan gejala diare dengan atau tanpa muntah.
Gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari 4x / hari, dapat atau tidak disertai perubahan warna, darah dan lendir.

2.2 Etiologi
Etiologi diare dapt di bagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi.
a. Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyakit utama diare pada anak. Inflasi enternal ini meliputi :
Infeksi bakteri : Vigrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Yersnia, Aeromonas dan sebagainaya.
Infeksi virus : Enteroovirus, (Virus echo, Coxsackie, Poliamyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain
b. Infeksi Parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.
2. Faktor Mal aborsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi lactosa, maltosa dan
sukrosa) monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa) pada bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa.

b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan.
4. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

Patogenesis diare akut
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
2. Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus.
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Potogenesis diare kronis.
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi malnutrisi, dan lain-lain

Patofisiologis diare akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit, yang mengakibatkan terjadinya ganguan keseimbangan asam basa.
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah.

2.3 Gejala / Tanda-tanda.
1. Mula-mula cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh biasanya naik
3. Anoreksia
4. Timbul diare yaitu tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah
5. Timbul muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
6. Sekitar anus dapat menjadi lecet karena seringnya defekasi dan tinja yang asam, dan timbullah keadaan yang disebut dengan dehidrasi dengan tanda-tanda :
a. Mata cekung
b. Turgor kulit jelek
c. BB menurun
d. Kencing sedikit
e. Selaput lendir bibir, mulut dan kulit kering
f. Timbul demam

Pemeriksaan laboraturium.
1. Pemeriksaan tinja.
a. Makroskopis dan Mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinetest.
c. Bila perlu dilakukan pembikan dan uji resitensi
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
3. Pemiriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faat ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan posfor dalam serum.
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik

Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalsemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder
6. Kejang
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

2.4 Pengobtan
Dasar pengobatan diare ialah :
1. Pemberian cairan
2. Dietetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan
4. Education = Pendidikan kesehatan untuk ibu-ibu tentang anak-anak yang sehat atau makanan untuk anak diare.

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung besar, dan lain-lain).

PENATALAKSANAAN
1. Atasi Dehidrasi
a. Oralit
Pada dehidrasi ringan diberikan oralit atau pengganti oralit sesering mungkin. Contoh pengganti oralit :
~ Air teh + 1 sendok gula + seujung sendok garam
~ Air tajin + gula + garam.
Kalau anak masih muntah diberikan oralit sedikit-dikit tapi sering kalau tidak bisa di kirim ke RS.
b. Pemberian Makanan Semula
c. Kembali makanan semula secara bertahap, setelah dehidrasi hilang.
Misal : SGM diencerkan 1/3 takaran semula, biasanya makan nasi tim di ganti bubur dahulu.
Keperluan cairan
Dehidrasi ringan : 150 cc / kg BB / hari
Dehidrasi sedang : 200 cc / kg BB / hari
Dehidrasi berat : infus RL, nacl, D10 %.

2. Therapi
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidarat lain (gula, air, tajin, dan lain-lain).
- Obat-obatan Anti Sekresi
o Asetosal dosis 25 mg / hari dengan dosis minimal 30 mg.
o Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
- Obat Spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, tidak boleh di gunakan
- Obat Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila penyebab yang jelas. Bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta, spt : OMA, faringitis, bronkitis atau bronkopneumonia.